01 Maret 2008

Global Warming and Climate Change

Bumi bukan lagi menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal. Hutannya semakin sedikit, polusinya semakin tebal, terjadi banyak badai di beberapa negara, dan tentunya suhu udara di bumi semakin panas. Siapa yang harus bertanggung jawab terhadap permasalahan bumi ini, selain kita sebagai penghuninya, kita sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab moral akan hal tersebut

Pemanasan Global
Apa sih sebenarnya pemanasan global itu?
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pada saat ini bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang menurut anggapan para ilmuan disebabkan oleh aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida (Co2) dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca (greenhouse gas) ke atmosfer. Rata-rata temperatur permukaan bumi sekitar 15°C (59°F). Selama seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan pemanasan lebih jauh hingga 1,4-5,8 derajat Celsius (2,5-10,4 derajat Fahrenheit) pada tahun 2100. Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9-100 cm (4-40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau

Bagaimana Pemanasan Global Bisa Terjadi
Energi yang menerangi bumi datang dari Matahari. Sebagian besar energi yang membanjiri planet kita ini adalah radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas dan menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan memantulkan kembali sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar, walaupun sebagian tetap terperangkap di atmosfer bumi. Gas-gas tertentu di atmosfer termasuk uap air, karbondioksida, dan metana, menjadi perangkap radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Penyebab Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
· Penebangan dan Pembakaran Hutan
Tentu kita sudah sering melihat berita di televisi tentang penebangan hutan secara liar yang terjadi di hutan-hutan Indonesia. Semakin hari, semakin banyak saja orang yang melakukan penebangan hutan, baik itu perusahaan-perusahaan besar yang ingin mencari keuntungan semata dengan mengorbankan aset terpenting dari bumi ini, ataupun masyarakat setempat yang masih mengandalkan penebangan hutan untuk membuka ladang pertanian. Di sepanjang sungai besar di Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya, ditemukan batang-batang pohon yang berserakan tanpa tahu siapa pemiliknya. Sebuah fakta mengejutkan mengatakan bahwa Indonesia adalah negara dengan tingkat kehancuran hutan tercepat di dunia, di mana 1,8 juta hektar lahan hutan di Indonesia hancur karena penebangan liar. Dan rekor ini tercatat di Guiness Book of World. Sungguh ironis memang, apalagi kita tentu tahu dampak negatif yang akan terjadi dengan berkurangnya jutaan hektar lahan tersebut. Dengan berkurangnya jutaan hektar hutan di Indonesia, berarti bisa meningkatkan berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, erosi, dan badai. Dan hutan tidak akan lagi berfungsi sebagai paru-paru dunia karena, semakin berkurangnya pasokan oksigen yang dihasilkan oleh hutan. Selain itu penebangan hutan akan memusnahkan habitat asli satwa liar. Juga akan menyebabkan kekeringan panjang selama musim kemarau. Yang paling penting, hutan juga menyerap emisi gas rumah kaca (karbondioksida) sehingga tidak langsung menyebar ke atmosfer. Mengurangi luas hutan, sama saja dengan memperparah pemanasana global dan perubahan iklim.
· Limbah Pabrik, Sampah, dan Asap Kendaraan Bermotor
Banyak pabrik yang didirikan di kota besar seperti Jakarta sebagai salah satu usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi, banyak juga dari mereka yang terkadang membuang limbah hasil olahan industri secara sembarangan. Seperti pembuangan limbah pabrik ke sungai-sungai hingga menyebabkan air sungai menjadi hitam, bau, dan tercemar oleh zat kimia berbahaya. Membuang sampah tidak pada tempatnya dan membiarkan sampah plastik berserakan di atas tanah, dapat menyebabkan pencemaran tanah. Karena sampah yang tidak dapat didaur ulang akan menghasilkan gas metan, salah satu gas yang memicu terjadinya pemanasan global. Ditambah lagi jumlah kendaraan bermotor seperti sepeda motor atau mobil, yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Dan ternyata banyaknya kendaraan bermotor, justru akan memperparah pemanasan global. Coba bayangkan berapa banyak karbondioksida yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor setiap harinya.

Efek Langsung Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
  1. Penelitian terakhir para ahli klimatologi di Amerika Serikat berhasil membuktikan bahwa pemanasan global terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi Matahari daripada yang dilepas kembali ke ruang angkasa.
  2. Pemanasan global telah mencairkan es di Antartika lebih cepat dari perkiraan, diduga 13.000 kilometer persegi laut es di Semenanjung Antartika telah hilang dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
  3. Mencairnya es di Semenanjung Antartika menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan laut di seluruh dunia kurang lebih 15% atau sekitar 2 mm setiap tahun.
  4. Jakarta adalah salah satu dari 180 kota di dunia yang 70% wilayahnya berada di kawasan pantai berelevasi rendah dan terancam oleh naiknya permukaan laut akibat pemanasan global. Diperkirakan 72 hektar lahan di Jakarta tenggelam tahun 2030. Dan semakin bertambah menjadi 160 hektar pada tahun 2050.
  5. Kawasan pantai akan terkena dampak paling buruk dari pemanasan global, pada 2080 lebih dari 100 juta manusia akan terkena banjir setiap tahun. Bahkan pada 2090 mereka meramalkan terjadinya air bah raksasa di Amerika Utara.
  6. Asia adalah kawasan paling berbahaya yang akan terkena dampak pemanasan global. Lima negara yang terancam adalah Cina, India, Bangladesh, Vietnam, dan Indonesia.
  7. Diperkirakan es abadi akan mencair sepenuhnya dalam kurun waktu 40 tahun.
  8. Ditemukannya “Imja Glacial Lake” atau danau yang terbentuk akibat lelehan gletser di Nepal. Tahun 1955 danau ini tidak ditemukan, tapi tahun 2002 danau ini ada. Dengan luas 2000 x 500m dan kedalaman 100m.
  9. Jika pengrusakan hutan tidak dikurangi atau dihentikan, pada tahun 2030 akan terjadi perubahan iklim global dengan suhu bumi naik 1 derajat Celcius.
  10. Jika suatu ketika lapisan es di bumi mencair maka ketinggian permukaan air laut dapat dipastikan naik hingga 64 meter.

Pengendalian Pemanasan Global
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengendalikan pemanasan global antara lain dengan mengurangi karbondioksida di udara. Caranya mudah kok!! Dengan menanam pohon lebih banyak lagi dan memelihara pepohonan yang sudah ada. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya dapat menyerap karbondioksida yang sangat banyak. Selain itu ada juga cara lain yang lebih mudah untuk kita lakukan, antara lain : membuang sampah pada tempatnya, membatasi penggunaan kertas, menggunakan baterei isi ulang karena lebih hemat energi, mematikan lampu ketika tidak ada orang di rumah, jangan terlalu sering menggunakan AC (Air Conditioner) dan pengering pakaian yang ada di mesin cuci, gunakan sepeda atau berjalan kaki kalau kita mau pergi ketempat yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Kita juga bisa ikutan gabung dengan organisasi lingkungan hidup seperti Greenpeace, Walhi, atau WWF.
Dan hal terakhir yang harus kita lakukan ialah menjaga lingkungan di sekitar kita agar tetap bersih, sehat, dan jangan sekali-kali berpikir untuk merusak alam yang telah Allah SWT ciptakan bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Allah SWT pernah berfirman “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. Al-A’raf : 56). Jadi, mulai dari saat ini berusahalah untuk peduli dan cinta terhadap lingkungan, terhadap bumi kita, tempat di mana kita lahir, hidup, dan menutup usia kelak.

Belajar dari Film dan Sinema Korea dalam Meraup Devisa Negara

Belajar dari Film dan Sinema Korea dalam Meraup Devisa Negara
Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sinema buatan negeri Gingseng, Korea, sungguh luar biasa. Ketika salah seorang aktor Korea, Kwon Sang-woo berkunjung ke Indonesia, banyak para pecinta sinema Korea sengaja meluangkan waktunya untuk bertemu langsung dengan sang idola. Demam korean wave, demikianlah sebutan bagi mereka yang sangat tergila-gila dengan sinema Korea atau segala sesuatu yang berkaitan dengan negeri Gingseng tersebut. Demam Korean wave kini tidak hanya terjadi di Negara tempat asalnya yaitu Korea maupun negara bagian Asia Timur seperti Jepang, Cina, dll. Tetapi, sudah merajalela sampai ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, walaupun pengaruh tersebut tidak sebesar seperti apa yang dihasilkan oleh perindustrian Hollywood.

Kalau dulu masyarakat Indonesia sempat mengenal serial Meteor Garden yang sangat fenomenal hingga mengangkat nama grup vocal F4 terkenal dan memilki banyak penggemar di Asia. Lain halnya pada akhir tahun 2005, salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang juga pernah menayangkan serial Meteor Garden, menayangkan sebuah serial Korea produksi MBC (Munhwa Broadcasting Company) berjudul Jewel in The Palace (Dae Jang Geum).

Serial ini mendapat sambutan baik dari penonton Indonesia. Kesuksesaan serial ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi, juga di negara asal tempat serial ini diproduksi. Serial yang bercerita tentang sosok Seo Jang Geum, tabib perempuan pertama di Korea. Dia meniti karier sebagai seorang dayang istana hingga mendapat gelar bangsawan dae (yang mulia). Jang Geum, diperankan oleh Lee Young-ae (Sympathy for Lady Vengeance, Last Present), menjadi figur perempuan yang mampu mendobrak dominasi pria yang kaku di masanya. Berlatar belakang masa kerajaan Jungjong (1506-1544), raja ke-11 dari Dinasti Chosun, serial ini kaya dengan detail dan riset. Serial ini juga menyuguhkan pusaka kuliner Korea pada masa itu. Jang Geum dikisahkan pintar menyuguhkan makanan sebagai obat untuk kerabat raja. Kombinasi gender, racikan makanan, dan obat tradisional Korea, serta intrik persengkokolan istana membuat serial ini meraup sukses.

Di Korea Selatan, serial ini mampu meraup tingkat penonton hingga 57,8 persen. Jewel in The Palace juga meraup sukses dan disukai di sejumlah negara seperti Hongkong, Taiwan, Amerika Serikat, Kanada, dll. Bahkan pada Majalah Time edisi 14 November 2005 menulis, Presiden Cina Hu Jintao juga menggemari serial ini.

Di Indonesia, sudah banyak stasiun televisi yang menayangkan serial Asia seperti Korea, Jepang, dan Taiwan. Tetapi, hanya stasiun televisi Indosiar saja yang konsisten menayangkan serial-serial Asia sampai dengan saat ini.

Mewabahnya Korean wave, bertambahnya penggemar serial Korea terutama remaja, wanita karier, dan ibu rumah tangga. Ternyata dimanfaatkan oleh beberapa rumah produksi di Indonesia untuk membuat atau lebih tepatnya meniru beberapa serial Korea yang kemudian oleh mereka dibuat dalam versi sinetronnya. Sungguh ironis memang, ketika satu rumah produksi menayangkan serial jiplakan versi Indonesianya, justru ratingnya sangat tinggi jika dibandingakn dengan acara lain. Tingginya rating inilah yang pada akhirnya membuat beberapa rumah produksi berlomba-lomba membuat sinetron hasil tiruan dari serial Korea, Jepang, dan Taiwan. Sebut saja rumah produksi yang menayangkan sinetron berjudul “Pengantin Remaja”, ternyata aslinya adalah serial Korea dengan judul “My Little Bride”. Benci Bilang Cinta (Princess Hours-Korea), Buku Harian Nayla (1 Litre of Tears-Jepang), dan masih banyak lagi. Oleh karena itu tidak heran bila ada dua judul sinetron dari rumah produksi yang berbeda, memilki kesamaan alur cerita. Hal ini bisa terjadi karena memang mereka meniru cerita dari serial Asia yang sama.

Melihat kondisi perkembangan sinema di Korea, sangat jauh berbeda dengan perkembangan sinetron di Indonesia. Di Korea, sinema menjadi salah satu komoditi ekspor yang paling banyak mendatangkan keutungan. Sepanjang Sembilan bulan pertama 2005, Korea meraup US$ 67 juta (sekitar Rp. 656 miliar) dari ekspor sinema itu. Pasar Asia menyumbangkan 80,3 persen, Eropa 15,5 persen, dan Amerika Utara 3,3 persen. Pendapatan ekspor ini meningkat dari tahun 2004, sekitar US$ 58,28 juta (sekitar Rp. 571 miliar). Pasar Asia menyumbangkan 77,80 persen, Eropa 14,1 persen, dan Amerika Utara 5 persen. Geliat sinema Korea ini mengancam industri hiburan Jepang. Beberapa pengusaha Jepang merasa gerah karena industri filmnya digerogoti film dari bekas Negara jajahannya itu.

Sebenarnya apa yang membuat serial Korea begitu digemari?. Ada alasan khusus mengapa serial Korea begitu digemari. Tidak seperti sinetron Indonesia, keunggulan serial Korea terletak pada alur cerita yang sangat kuat. Mereka mampu menyajikan cerita dengan tema yang tidak melulu soal cinta tetapi juga mengenai persahabatan, kebudayaan dan keluarga. Mereka sangat detail sekali dalam memproduksi sebuah serial drama, mulai dari hal yang terkecil pun selalu mereka perhatikan. Artinya mereka tidak sembarangan dan tidak asal-asalan dalam memproduksinya. Kebanyakan sinetron Indonesa memproduksi sinetron yang kejar tayang, dengan system syuting stripping. Ironisnya lagi kalau ternyata seinetron tersebut tidak mampu menembus rating yang diinginkan, jangan kaget jika tiba-tiba saja sinetron tersebut berhenti penayangannya. Kecenderungan yang biasa dilakukan oleh rumah produksi adalah membuat sinetron yang sedang nge-trend.

Sebelum bermunculan sinetron yang mengadaptasi serial Asia, penonton disuguhkan dengan sinetron bertema religi. Sebagai pelopor adalah “Rahasia Illahi”, karena kesuksesaan sinetron tersebut akhirnya banyak rumah produksi yang berlomba-lomba membuat sinetron dengan tema yang sama. Dari sini terlihat jelas bahwa mereka lebih mementingkan keuntungan semata daripada menyajikan suatu tayangan yang berbobot dan memiliki nilai estetika serta tidak menyudutkan pihak tertentu.

Penjiplakan yang terus menerus terjadi, akan mengakibatkan terkikisnya kreatifitas individu dalam menghasilkan sebuah karya. Kita tentu tidak ingin dicap sebagai negara Plagiator. Mau dibawa kemana masa depan bangsa ini kalau dari sinetron atau filmnya saja bukan hasil karya sendiri (tidak orisinil) dan tidak dapat mencerminkan nilai-nilai kebaikan. Seharusnya kita bisa belajar dari tayangan sinema di Negara Gingseng, bukan meniru sinema mereka tetapi meniru cara mereka yang berhasil mengembangkan industri sinema hingga terkenal di mancanegara, mendapatkan banyak penghargaan, serta apresiasi yang luar biasa dari kalangan internasional. Bahkan artis-artisnya pun mampu bersaing dan berkolaborasi dengan artis-artis Eropa dan Amerika. Lewat sinema, Korea berhasil memperkenalkan kepada dunia luar kebudayaan mereka mulai dari kuliner, bahasa, pakaian, adat istiadat, dll. Yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan industri pariwisata dan meningkatkan devisa negara mereka.

Kalau saja para pekerja industri sinema dan film kita menyadari akan hal itu, mereka tidak mementingkan segi komersialnya saja. Masyarakat para penikmat sinema dan film harusnya dapat selalu berpikir kritis dan dapat memilih mana tayangan yang bukan hanya sekedar menghibur, tetapi juga memilki nilai etika dan estetika, serta orisinil. Dan pemerintah dalam hal ini, seharusnya berperan membantu dalam segi finansial, yaitu memberikan modal kepada pembuat sinema atau film untuk menciptakan karya mereka. Dan juga membantu dalam hal penyebarluasannya baik itu melalui ajang festival sinema dan film, maupun dalam ajang pengenalan budaya Indonesia kepada mancanegara. Dengan dukungan dari berbagai pihak, bisa dipastikan Indonesia dapat meraup keuntungan besar dari industri sinema. Seperti yang terjadi di Korea dan di Amerika (Hollywood) sana.

Stop Smoking!!


ROKOK
“GAYA atau BAHAYA?”

Coba deh tanya sama temen-temen kamu tentang serunya merokok? Ada yang bilang biar terlihat cool dan gaya atau ada juga yang bilang, supaya dianggap kompak dan diterima sama kelompoknya. Bahkan ada yang merokok dengan alasan, cowok atau cewek yang ditaksir jadi suka. Nah loh!!

Tembakau, yang nama latinnya Nikotiana Tobaccum Tobacco awalnya dipakai sebagai upeti untuk para pelaut. Tahun 600 Sebelum Masehi, suku Amerika asli yang pertama kali menanam tembakau. Baru pada tahun ke satu Masehi mereka memakai tembakau untuk obat dan mulai merokok. Mereka percaya, asap rokok bisa melindungi dari makhluk-makhluk halus yang jahat dan sekaligus memudahkan untuk mendekati makhluk halus yang baik.

Merokok saat ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat dunia, dari yang tua muda bahkan anak-anak usia sekolah dasar pun sudahmemiliki kebiasaan ini. Tidak selamanya merokok itu membawa kenikmatan. Bisa jadi sekarang kamu merasakan nikmatnya merokok, bahkan tidak dapat lepas dari rokok. Tapi, apa yang akan terjadi nantinya. Merokok menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena menyangkut sebagian besar masyarakat terkena dampak negatifnya. Konsumsi tembakau khususnya bagi perokok aktif di dunia semakin meningkat. Dan menurut data WHO (World Health Organization), diperkirakan tahun 2030 jumlah perokok di dunia mencapai 1,6 miliar. Sementara itu, perokok pasif yaitu orang yang tidak merokok tetapi menghisap asap rokok dari perokok aktif, juga terkena dampak negatif yang dapat mengganggu kesehatan mereka.
Bagi perokok aktif, kebiasaan merokok akan memperbesar faktor risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru, gangguan kehamilan dan risiko terjadinya gangguan fungsi reproduksi. Sedangkan bagi perokok pasif, asap rokok terbukti meningkatkan risiko komplikasi pada penderita gangguan jantung. Hal itu akibat ikatan karbon monoksida dari asap rokok dengan hemoglobin dalam darah yang mengganggu distribusi oksigen ke jaringan tubuh. Karbon monoksida (antara lain asap rokok yang dihirup) mengganggu difusi oksigen ke mitokondria sel. Hal ini memperluas jaringan hipoksia (kekurangan oksigen) dan menghalangi proses penyembuhan gangguan jantung.
Dalam satu batang rokok ada 4000 zat kimia dan racun. Asap rokok secara langsung bisa merusak saluran pernafasan. Di rokok zat yang berbahaya ini berasal dari :

Nikotin
Zat ini bersifat adiktif, yang membuat kecanduan dan ketagihan. Nikotin yang ada dalam rokok langsung masuk ke peredaran darah perokok dan sampai ke otak manusia dalam 15 detik. Efeknya, akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan mengalami kekurangan oksigen di seluruh tubuh.

Tar
Ialah zat yang mampu menyebabkan kanker. Ampas dari asapnya akan menempel di paru-paru. Lama-kelamaan bahan ini akan mengubah sel epitel bronkus normal di paru-paru menjadi sel kanker ganas.

Karbon Monoksida (CO)
Sama dengan gas yang dikeluarkan oleh knalpot mobil. Bahayanya, zat ini akan menghambat penyerapan oksigen oleh sel darah merah di dalam tubuh

Zat-zat beracun lainnya
Di rokok juga mengandung zat-zat beracun seperti Amonia (bahan pembersih lantai), Benzen, Nitrosamin, Naftalen (kapur barus), Hidrogen Sianida, Aseton (penghapus cat kuku), Toluen, Metanol (bahan bakarroket), Arsenik (racun semut putih), Butan (bahan bakar korek api), Cadmium (bahan aki mobil), DDT (bahan racun serangga) dan Vinil Klorida (bahan plastik).

Tanpa disadari, rokok juga mempengaruhi terjadinya pemanasan global. Asap dari rokok mengandung gas-gas rumah kaca (CO2 dan metana) yang menyebabkan pemanasan global. Merokok diseluruh dunia tiap tahun melepaskan 2,6 milyar kilogram CO2 dan 5,2 milyar kilogram metan. Selain itu ladang tembakau juga berperan pada pemanasan global karena pembukaan ladang-ladang tembakau merambah hutan-hutan alam yang mengurangi CO2 di atmosfer. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) bisa dijadikan sebagai solusi pengamanan rokok bagi kesehatan. Penetapan Kawasan Tanpa

Rokok merupakan upaya perlindungan masyarakat terhadap risiko gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) seperti, di tempat umum, angkutan umum, tempat ibadah, arena kegiatan anak-anak, sekolah dan tempat pelayanan kesehatan. Menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri mengenai dampak negatif dari rokok juga patut ditingkatkan. Mungkin sekarang kamu mengatakan bahwa satu batang rokok bisa membuat rileks dan konsentrasi dalam bekerja. Besok dosis kamu bertambah jadi dua batang dan seterusnya, sampai kamu membutuhkan berbungkus-bungkus rokok. Kalau begini, bukan tidak mungkin yang tadinya mau rileks, malah harus menghadapi risiko keracunan zat-zat dalam rokok yang berakhir pada penyakit-penyakit

NasionaLisme FiLm

Menggambarkan Nasionalisme Dalam Sebuah Film

Film dengan unsur nasionalisme bagi anak-anak muda Indonesia yang hidup di era millennium ini pasti akan menjawab Nagabonar Jadi 2 sebagai film yang mengusung tema nasionalisme. Film besutan aktor sekaligus sutradara Deddy Mizwar ini, mampu menarik perhatian masyarakat Indonesia mulai dari mereka yang benar-benar penikmat film dan tidak pernah absen menonton film Indonesia atau bagi mereka yang jarang menonton film di bioskop.

Film ini menggambarkan nasionalisme dan kepedulian sang sutradara, Deddy Mizwar kepada jasa para pahlawan bangsa. Di salah satu adegan ketika Nagabonar memanjat patung Sudirman dan berkata “Jenderal…….siapa yang kau hormati siang dan malam itu? Apa karena mereka yang lalu lalang di depanmu itu memakai roda empat, Jenderal? Bah, tidak semua dari mereka pantas kau hormati, Jenderal. Turunkan tanganmu Jenderal…….turunkan tanganmu. Bukan kau yang harus menghormati mereka tapi, bangsa ini yang harus menghormatimu”. Dan juga adegan di mana Nagabonar memberi hormat kepada patung Soekarno dan Moh.Hatta di Monumen Pancasila. Beberapa adegan inilah yang menggambarkan bahwa banyak orang melupakan tokoh-tokoh bangsa yang telah membangun negeri ini.

Di film pertama Nagabonar, dikisahkan seorang tukang copet yang beralih menjadi seorang pejuang guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Namun, timbul pertanyaan, Apakah nasionalisme itu harus identik dengan perang melawan penjajah? bendera merah putih? atau sekedar memberi hormat kepada pahlawan? Apalagi di zaman sekarang ini, dengan pesatnya arus globalisasi, timbul kekhawatiran akan pudarnya semangat nasionalisme dan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Ternyata pesatnya arus globalisasi tidak mampu melunturkan semangat nasionalisme masyarakat Indonesia. Pembuktian akan semangat nasionalisme bangsa, bisa kita lihat dari ajang Piala Asian Cup yang berlangsung kemarin, betapa hebatnya masyarakat Indonesia bersatu padu untuk membela tim nasional Indonesia. Walaupun pada akhirnya kita harus menelan kekalahan. Namun, hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran betapa semangat nasionalisme itu masih ada dan semakin tumbuh di kalangan masyarakat.

Tidak semua film perang itu bertemakan nasionalisme. Nasionalisme hanyalah unsur kecil dari sebuah film. Contohnya film Korea “Taegukgi”, walaupun penggambarannya tentang peristiwa peperangan antara Korea Selatan dan Korea Utara di tahun 1950 tapi, sesungguhnya yang ingin disampaikan dalam film itu adalah persaudaraan antara seorang kakak dan adik yang begitu akrab dan saling melindungi.

Menggambarkan nasionalisme dalam sebuah film dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebuah film dapat berfungsi sebagai cerminan budaya nasional suatu bangsa dan juga sebagai media komunikasi antar bangsa. Memang sulit ketika harus menggabungkan beberapa budaya menjadi satu kesatuan dalam sebuah film. Apalagi Indonesia terkenal sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Namun, keberagaman itulah yang menjadi ciri khas suatu bangsa.
Sebagai contoh produksi film atau serial Korea, mereka selalu memasukkan unsur Nasionalisme. Seperti menyanyikan lagu kebangsaan Korea, membungkukkan badan ketika hendak memberi hormat kepada orang yang lebih tua, memakai baju tradisional bangsa mereka, memakan makanan yang menjadi ciri khas mereka seperti ‘Kimci’. Dengan penggambaran budaya mereka dalam sebuah serial atau film, mampu menarik perhatian masyarakat dunia. Sehingga mereka merasa kagum dan terkesan dengan apa yang mereka lihat.

Ojek SePeDa!!

Mengandalkan Hidup di Jakarta dari Ojek Sepeda


Hiruk pikuk kota Jakarta nampak terlihat di sepanjang jalan menuju stasiun Beos. Di trotoar jalan para seniman lukis mulai melakukan aktifitasnya, melukis wajah-wajah dari foto yang dipegang olehnya. Kemacetan terlihat di sepanjang lampu merah stasiun Beos. Para pedagang mulai menggelar dagangannya. Tukang ojek motor dan supir angkutan umum sedang menunggu para penumpang. Begitu juga dengan para pengemudi ojek sepeda, berdiri di sudut-sudut jalan, menunggu penumpang yang akan menggunakan jasa yang mereka tawarkan.

Di sekitar stasiun Beos, memang sedang ada pembangunan terowongan khusus pejalan kaki. Tetapi aktifitas masyarakat di pagi hari itu membuat daerah yang disebut-sebut sebagai kota tua Jakarta tersebut menjadi daerah tersibuk. Karena banyaknya pengguna kendaraan bermotor dan para pejalan kaki yang hilir mudik.

Di pinggir jalan, di depan stasiun Beos, terlihat seorang pengemudi ojek sepeda sedang menunggu penumpang. Sesekali duduk di atas pot tanaman, seraya berkata “ayo..mas..mba..ojek sepedanya”.

Tubari (23), pria asli Pemalang, Jawa Tengah, dengan menggunakan handuk yang menggantung di lehernya, ia menawarkan jasa tumpangan ojek sepeda kepada setiap orang yang melintas.
Bemodalkan keberanian, Tubari hijrah dari kampung halamannya meninggalkan orang tua dan istri tercinta hanya untuk mencari rezeki di ibukota Jakarta. “Di kampung, saya tidak bekerja jadi saya memutuskan pindah ke Jakarta untuk nyari kerja”.

Sebelum berprofesi sebagai pengojek sepeda, Tubari pernah menjadi supir bajaj. Mengikuti profesi yang juga di jalankan oleh kakaknya. Namun, tidak bertahan lama. Ia lebih memilih menjadi pengojek sepeda.

Hanya ada satu alasan mengapa ia memilih menjadi pengojek sepeda, “kalo narik bajaj justru saya lebih merugi, karena harus nyetor ke pemilik bajaj jadi, keuntungannya tidak sebanyak jika saya ngojek sepeda dan kalaupun saya bekerja menjadi tukang bangunan, risikonya justru lebih besar”.

Tubari menuturkan, “saya gak pernah merasa takut menjalani pekerjaan ini”. Menelusuri jalanan di daerah Kota tanpa rasa takut akan kendaraan-kendaraan besar yang sewaktu-waktu bisa saja menghantam sepeda kesayangannya dan bahkan menghilangkan nyawanya. Bekerja dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Sembilan jam bekerja mengantarkan penumpang ke tempat yang dituju dengan ojek sepeda kesayangannya. Jika lelah dan kantuk mendera, ia memilih untuk beristirahat di masjid terdekat, “tidur sebentar untuk menghilangkan lelah sebelum mulai bekerja lagi”.

Keadaan panas terik dan hujan sekalipun tidak pernah menyurutkan semangatnya untuk terus mencari rezeki. Kalau hujan datang ia tetap mengojek tanpa menggunakan jas hujan, hanya menggunakan payung yang dipegang oleh penumpangnya.

Menurutnya pekerjaan menjadi ojek sepeda sangat berbeda dengan menjadi supir angkot atau bajaj, seperti yang pernah ia lakukan. Selama menjadi pengojek sepeda ia menuturkan tidak pernah sekalipun kena razia polisi dan pungutan liar. Selain itu menjadi pengojek sepeda lebih enak dan mudah karena tidak harus memiliki SIM dan STNK.

Empat tahun bekerja sebagai pengojek sepeda, Tubari sudah menyusuri daerah sekitar Kota, dengan rute terjauh yang pernah ia singgahi yaitu daerah stasiun Angke dan pelabuhan Marabaru.

Dengan penghasilan bersih Rp.30.000 per hari, yang menurutnya terkadang kurang atau bahkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tubari mengaku tidak memiliki pekerjaan sampingan, ia mengandalkan hidup dari pekerjaannya sebagai pengojek sepeda.
“Saya sih seneng-seneng aja jadi pengojek sepeda, kalo saya kekurangan uang, kan masih ada teman-teman yang membantu saya”. Tubari tinggal di daerah Mangga Dua, bersama kakak dan beberapa temannya. Dan setiap lima belas hari ia bekerja, uang hasil dari pekerjaannya sebagai pengojek sepeda lantas ia kirimkan kepada istri dan orang tua di kampung, “sekitar Rp. 200.000 setiap lima belas hari, saya kirim untuk keluarga di kampung”.

Udin (30), salah seorang penumpang yang juga menggunakan jasa ojek sepeda menuturkan, “saya kalau belanja di daerah Mangga Dua, lebih senang naik ojek sepeda, karena lebih cepat sampai, sepertinya unik saja naik sepeda ontel di Kota Jakarta”. “Kadang saya juga sering main ke daerah kota tua, sambil mengamati bangunan-bangunan tua, melihat hiruk pikuk kawasan Kota yang selalu ramai setiap harinya, terkesan ada nilai historisnya”.